Kamis, 10 September 2009

Selamatkan Budaya dari Pencuri

Kabar hangat seputar diklaimnya budaya bangsa oleh Malaysia sebagai budaya miliknya tentu membuat kita Bangsa Indonesia sebagai bangsa yang satu padu menjadi sangat geram. Pasalnya, bukan kali ini saja Malaysia mengkalim budaya kita ini sebagai budayanya.
Beberapa budaya milik negeri seperti batik, tari reok, tari pendek serta lagu Daerah asal Maluku yang berjudul Rasa Sayang’e telah diklaim secara terang-terangan oleh Malaysia dengan memasukkannya ke situs Pariwisatanya. Hal itu tentu sangat disayangkan. Tetangga dekat yang seharusnya menjadi sahabat baik malah menikam kita dari belakang. Lantas, siapakah yang harus di salahkan atas peristiwa mengecewakan ini?
Pemerintah dianggap yang paling bertanggung jawab atas peristiwa tersebut. Pemerintah di anggap tidak becus dan tidak mampu mengatasi masalah ini. Lantas, apakah Pemerintah yang harus menanggung keteledoran ini? Tentu saja tidak.
Dicurinya budaya kita merupakan kesalahan kita bersama sebagai aspek bangsa. Kita yang tidak mampu menjaga dan melestarikan budaya kita. Nah, bagaimana cara kita menjaga dan melestarikan budaya itu kalau kita sendiri tidak mengenali budaya kita? Itulah sebenarnya permasalahan yang mendasar. Generasi muda yang merupakan regenerasi kedepan sudah kurang memperhatikan budaya bangsanya. Mereka sibuk mengenal, memahami, dan mengagung-agungkan budaya orang lain khususnya budaya barat. Contohnya saja, mereka lebih sibuk mempelajari bridge dance yang merupakan salah satu tarian modern ala barat daripada mengenal tarian asli daerahnya. Itulah yang menyebabkan mengapa orang mengambil tarian milik kita.
Seharusnya, kita banyak belajar dari negara-negara besar di Asia, seperti Jepang. Meski pun terpenaruh oleh budaya barat, tetapi budaya miliknya masih tetap terjaga, lestari, dan dikenal dimata dunia sampai sekaran ini. Sehausnya. Kita pun mampu menjaga budaya kita.
Hal yang paling mendasar adalah kita mengenali budaya-budaya milik kita. Indonesia merupakan negeri yang kaya akan suku bangsa dan budaya yang seharusnya kita lestarikan. Salah satu cara untuk mengenalnya adalah lewat pendidikan bangku sekolah. Matapelajaran Muatan Lokal harusnya diisi dengan materi budaya lokal tiap daerah dimana setiap daerah dengan suku dan budaya yang berbeda memperkenalkan aspek-aspek budayanya. Dengan itu, akan lebih mudah bagi remaja untuk mengenal budayanya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar